Kampung - Untuk bercuti atau untuk selamanya ?
Balik dari mengajar tadi , saya dan Maryam menaiki Grab Car yang dipandu oleh seorang Chindian . Kisah punya kisah sampailah kami ke bab kisah kehidupan dikampung .
Saya pun berkongsi cerita mengapa kampung itu sungguh istimewa bagi saya . Walaupun saya tiada punya kampung untuk balik kampung . Saya punya pengalaman tinggal dikampung beberapa kali dalam masa pengembaraan saya . Di Melaka , di Kampung Rimau dalam . Di Sabah , semasa saya menjalankan misi dakwah bersama gereja Assembly of God . Kemudian di estet kelapa sawit . Ada lagi kut , saya tidak berapa ingat sekarang .
Saya pun ceritalah pengalaman paling best saya dikampung iaitu menjelang Maghrib , saya akan menyapu daun dan sampah untuk dibakar . Tidak tahulah saya dimanakah terletaknya , namun keseronokan dan kepuasan melihat api membakar daun kering itu memang tidak terkata atau terbahas . Setelah berpenat lelah menyapu daun serta mengumpulkan daun-daun dalam timbunan bikit-bukit kecil , saya akan nyalakan api dan melihat daun serta sampah terbakar sehingga habis .
Satu lagi pekerjaan yang membuat saya teruja untuk tinggal dikampung adalah menjemur kain . Wah !! Luasnya kawasan jemuran saya , puas hati saya menjemur dan mengangkat kain kering gemersik bagaikan ikan kerin yang baru siap digereng , masih panas lagi pulak tu ! Dan baunya juga memang sah segar ! Bau rumput selepas hujan , bunyi hujan diatas atap , bunyi-bunyi binatang malam dan juga kesegaran udara siang dan malam . Sungguh berharga sekali . Ini adalah antara mutiara-mutiara kehidupan yang Allah izin saya untuk pernah kecapi . NikmatNya yang mungkin kelihatan kecil , suatu hari nanti kita akan sangat-sangat menghargaiNya .
No comments:
Post a Comment