Saya memang suka dengan miniature things , iaitu benda halus . Bukan makhluk halus ye .
Apa sahajalah , keretakah , patung orangkah , mainan apapun , sampailah sekarang . Begitu juga dengan manik . Awal dulu hanya suka melihat dan memegang sahaja manik-manik itu . Saya kan berbangsa India . Sudah tentu pakaian kami bernuansa ranggola , colourful , dan dipenuhi manik. Manik dari India ini lain dari yang dari China atau daerah pengeluaran yang lain . India terkenal dengan manik yang dipernuat dari batu asli , kristal dan juga yang paling utama manik yang diperbuat dari kayu dan dikekalkan warna asli kayu melalui varnish atau lacquer atau shellac .
Saya benar-benar terlibat dengan mengendalikan manik pada tahun 2009 , iaitu pada waktu saya sekeluarga meninggalkan tanah Sumatera Barat yang saya huni selama 14 tahun . Saya harus mencari pekerjaan yang membolehkan saya dapat mencari duit dan tetap mengurus anak . Manalah saya pandai online bussiness ni time tu . Sekarang pun macam masih berada diera Tuanku Abdul Rahman saya rasa . Mengetik laju bolehlah , sebab saya ambil kelas mengetik pakai mesin ketik saiz raksasa pada umur 9 tahun . Jadi , pusing keliling tempat saya sewa di Stapak , saya pun jumpalah seorang tukang jahit . Saya minta kerja nak jahit manik . Bolehlah bawa balik . Dia pun percaya dengan saya danberi 3 helau baju kurung untuk dijahit . Saya cari modal untuk beli manik dan terhasillah 3 design berbeza . Saya puas dengan hasil kerja saya . Pertama kali tu ! Ambil risiko jahit manik di baju orang. Anak-anak pun teruja .Tiada gambar untuk ditunjukkan sebab 2009 handphone pun saya tidak punya . Bila saya bawa baju tu pada tuan punya kedai , matanya membuntang !! Dia marah saya . Dia kata , " Apa jahit design macam India keling ni?" Saya tidak terkilan dengan panggilan keling , sebab sudah terbiasa , di Sumatera bangsa India disebut Keling . Cuma dalam hati saya berkata , " Dah aku ni orang kelingkan . Takkan salah pulak ." Saya pun malas apabila sudah dihambur begitu .
Saya cari tempat lain . Dapat yang lain . Dan Cik Min berpuas hati dengan kerja saya . Jadilah saya tukang jahit manik beliau yang tetap untuk bertahun . Menurut dia , sayalah orang yang sabar dengan benda halus , yang pernah dia jumpa . Sekiranya saya tidak puas hati , tidak perlu suruh , saya rombak dan buat balik . Saya kuasai jahitan lurus , jahitan manik berpilin , jahitan manik tabur , daun , berbagai bunga dan akhir sekali cluster , yang ringkas dan juga kompleks. Begitulah cinta saya pada jahitan manik . Sudah beratus ribu manik berbagai jenis pernah lalu antara jemari saya . Manik bulat , manik paip atau batang , manik padi , Manik berbentuk , labuci berbagai jenis dan juga manik serta labuci yang unik dan istimewa .
Banyak sangat juga kenangan bermanik bersama anak-anak . Kelemahan saya memasukkan benang kedalam lubang jarum manik yang lebih halus dari manik itu sendiri . Perlu minta tolong pada anak-anak . Bila mereka malas hendak masukkan setiap kali saya kehabisan benang , mereka susun strategy ampuh . Mereka isi benang ke jarum banyak-banyak siap-siap .
Belum lagi dengan manik tersepak tertumpah berterabur dalam rumah . Bila kutip balik ada manik yang jadi tidak cantik dan nerkilau disebabkan tercakar dengan pasir halus , Sedihlah kami anak-beranak berjemaah sedihnya . Sebab kena beli baru . Mereka juga belajar menjahit manik . Yang lucunya bila saya minta dua orang jahit ketangan baju kurung seorang satu tangan, hasilnya akan berbeza. Lawak pun ada sedih pun ada . Kena bukalah salah satu . Yang mana yang hendak dibuka ? Takut ada yang tersinggung . Merkalah yang menjadi hakimnya . Sudah tentu yang 'kalah' akan sedih . Ditambah lagi denga dosis ejekan yang lain .Adalah adegan airmata .
Walau apa sekalipun pengalaman suka dan duka saya lalui meniti waktu bermain dengan manik , rasa sayang dan teruja dengan manik tetap ada sampai kekini . Saya juga sangat hargai komitmen yang ditunjukkan oleh anak-anak . Sehingga kini mereka berempat suka menjahit , boleh memegang jarum menjahit ( dan mesin jahit ) dan ada kebebasan untuk berkarya .
Gambar ini sekadar hiasan
Menambah renda dan manik pada baju kurung jahitan sendiri .
Banyak sangat juga kenangan bermanik bersama anak-anak . Kelemahan saya memasukkan benang kedalam lubang jarum manik yang lebih halus dari manik itu sendiri . Perlu minta tolong pada anak-anak . Bila mereka malas hendak masukkan setiap kali saya kehabisan benang , mereka susun strategy ampuh . Mereka isi benang ke jarum banyak-banyak siap-siap .
Belum lagi dengan manik tersepak tertumpah berterabur dalam rumah . Bila kutip balik ada manik yang jadi tidak cantik dan nerkilau disebabkan tercakar dengan pasir halus , Sedihlah kami anak-beranak berjemaah sedihnya . Sebab kena beli baru . Mereka juga belajar menjahit manik . Yang lucunya bila saya minta dua orang jahit ketangan baju kurung seorang satu tangan, hasilnya akan berbeza. Lawak pun ada sedih pun ada . Kena bukalah salah satu . Yang mana yang hendak dibuka ? Takut ada yang tersinggung . Merkalah yang menjadi hakimnya . Sudah tentu yang 'kalah' akan sedih . Ditambah lagi denga dosis ejekan yang lain .Adalah adegan airmata .
Walau apa sekalipun pengalaman suka dan duka saya lalui meniti waktu bermain dengan manik , rasa sayang dan teruja dengan manik tetap ada sampai kekini . Saya juga sangat hargai komitmen yang ditunjukkan oleh anak-anak . Sehingga kini mereka berempat suka menjahit , boleh memegang jarum menjahit ( dan mesin jahit ) dan ada kebebasan untuk berkarya .
Gambar ini sekadar hiasan
No comments:
Post a Comment